I. IDENTIFIKASI MASALAH
Anemia merupakan gangguan pada darah yang paling banyak terjadi, terutama di negara-negara berkembang dan negara miskin, karena hal ini sangat berkaitan dengan tingkat konsumsi gizi masyarakatnya. Anemia terjadi ketika darah kekurangan hemoglobin (Hb) yang bertugas membantu sel darah merah mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung. Anemia, perkataan yang berasal daripada bahasa Greek yang membawa pengertian "tiada darah", merujuk kepada kekurangan sel darah merah (RBC) dan/atau hemoglobin. Ini mengurangkan keupayaan darah untuk memindahkan oksigen ke tisu-tisu, dan mengakibatkan hipoksia; oleh sebab semua sel manusia bergantung kepada oksigen untuk hidup, tingkatan-tingkatan anemia yang berbeza-beza menimbulkan pelbagai masalah. Hemoglobin (protein yang membawa oksigen di dalam sel darah merah) harus hadir untuk memastikan pengoksigenan yang mencukupi bagi semua tisu dan organ badan.
Tiga kelas anemia yang utama termasuk:
- kehilangan darah akut (mendadak) yang berketerlaluan (genting seperti dalam pendarahan akibat kecelakaan, atau kronik (melalui kehilangan darah isi padu rendah dalam jangka masa lama);
- pemusnahan sel darah yang berterlaluan (hemolisis); dan
- pengeluaran/penghasilan sel darah merah yang kurang (hematopoiesis yang tidak berkesan).
Bagi wanita-wanita yang datang haid, kekurangan ferum dalam diet merupakan satu sebab yang umum untuk kekurangan pengeluaran sel darah merah. Anemia merupakan gangguan darah yang paling biasa. Terdapat berbagai-bagai sebab yang mendasari anemia.
II. PENGANTAR
Bidang Studi : Pendidikan Kesehatan
Topik : Anemia
Sub Topik : Anemia pada ibu hamil
Sasaran : Ibu-ibu hamil
Hari/tanggal : Kamis, 02 Desember 2010
Jam : 11.00 - selesai
Waktu : 20 menit
Tempat : Balai Desa Wirobrajan
III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah peserta mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan mereka dapat memahami dan mengerti mengenai Anemia.
IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan tentang Anemia, peserta dapat mengevaluasi kembali tentang :
· Pengertian Anemia
· Tanda dan Gejala
· Penyebab
· Pencegahan
· Nutrisi bagi penderita anemia
V. MATERI
Terlampir
VI. METODE
1. Penjelasan
2. Tanya Jawab
VII. MEDIA
· Materi SAP
· Power Point
VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No. | Waktu | Kegiatan role play model | Kegiatan Peserta |
1. | 3 Menit | Pembukaan 1. Memberikan salam 2. Menjelaskan tujuan pembelajaran 3. Menyebutkan materi atau pokok bahasan yang di sampaikan | 1. Menjawab salam. 2. Mendengarkan dan memperhatikan |
2. | 8 menit | Pelaksanaan materi Pelaksanaan materi penyuluhan secara berurutan dan terartur Materi : 1. pengertian anemia 2. jenis-jenis anemia 3. penatalaksanaan | Menyimak dan memperhatikan |
3. | 7 Menit | Evaluasi : 1. menyimpulkan isi penyuluhan. 2. menyampaikan secara singkat materi penyuluhan. 3. memberi kesempatan kepada audience untuk bertanya. 4. memberikan kesempatan kepada audience untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan. | Bertanya dan menjawab pertanyaan |
4. | 2 menit | Penutup : 1. menyimpulkan materi yang telah disampaikan. 2. menyampaikan terima kasih atas waktu yang telah diberikan oleh peserta. 3. mengucapkan salam. | Menjawab salam |
IX. PENGESAHAN
Yogyakarta, 29 November 2010
Sasaran Pemberi penyuluhan
Ibu-ibu Meigia Yunita
Mengetahui
Dosen Pembimbing
Drs. Sugianto, A. Md. Kep. M. Kes
X. EVALUASI
1. Apa yang di maksud dengan anemia?
2. Sebutkan jenis-jenis anemia!
3.Apa saja penatalaksanaan anemia?
XI. LAMPIRAN MATERI
ANEMIA
1. Pengertian Anemia
Anemia merupakan kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan.
Berkurangnya sel darah merah dapat disebabkan karena kekurangana kofaktor untuk eritropoesis, seperti : asam folat, vitamin B12, dan besi. Produksi sel darah merah juga dapat turun apabila sumsum tulang tertekan (oleh tumor atau obat) atau rangsangan yang tidak memadai karena kekurangan eritropoetin, seperti yang terjadi pada penyakit ginjal kronis. Peningkatan penghancuran sel darah merah juga dapat terjadi akibat sistem retikuloendotelial yang berlebihan atau akibat sumsum tulang yang menghasilkan sel darah merah abnormal.
2. Mekanisme Kompensasi
Jika jumlah sel darah merah yang efektif berkurang, maka lebih sedikit oksigen yang dikirimkan ke jaringan. Kehilangan darah yang mendadak atau berlebih, menimbulkan gejala sekunder hipovolemia dan hipoksemia. Pengurangan hebat jumlah sel darah merah dalam waktu beberapa bulan memungkinkan mekanisme kompensasi tubuh bekerja melalui cara-cara sebagai berikut :
1. Peningkatan curah jantung dan pernafasan, sehingga menambah pengiriman oksigen ke jaringan-jaringan oleh sel darah merah.
2. Meningkatkan pelepasan oksigen oleh hemoglobin.
3. Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan.
4. Redistribusi aliran darah ke organ-organ vital.
3. Klasifikasi Anemia
1. Anemia karena penurunan produksi sel eritrosit
Ø Anemia Defisiensi Besi
Adalah jenis anemia terbanyak terutama di negara miskin dan berkembang. Merupakan gejala kronis dengan keadaan hipokromik (konsentrasi hemoglobin kurang), mikrositik yang disebabkan oleh suplai besi kurang dalam tubuh. Pada keadaan normal kebutuhan besi orang dewasa 2-4 g besi, kira-kira 50 mg/kg BB pada laki-laki dan 35 mg/kg BB pada wanita (Lawrence M Tierney, 2003) dan hampir dua per tiga terdapat dalam hemoglobin.
§ Etiologi
- Tidak adekuatnya diet besi dan intake makanan
- Gangguan absorbsi besi pada usus (karena infeksi, peradangan, neoplasma pada gaster, duaodenum maupun jejenum)
- Kehilangan darah karena perdarahan saluran cerna, neoplasma, gastritis, hemoroid, dll.
- Kebutuhan sel darah merah yang meningkat.
§ Tanda dan Gejala
- Nyeri kepala dan pusing
- Kesulitan bernapas
- Palpitasi
- Pucat pada muka, telapak tangan,
kuku, membran mukosa mulut
dan konjungtiva.
- Atropi pada lidah
- Stomatitis angular
- Disfagia
- Atropi mukosa gaster
§ Penatalaksanaan
- Pemberian diet tinggi zat besi
- Atasi penyebab seperti cacingan, perdarahan
- Pemberian preparat zat besi seperti sulfas ferosus
- Iron dextran
- Pemberian vitamin C
- Transfusi darah jika diperlukan.
Ø Anemia megaloblastik
Disebabkan karena kerusakan sintesis DNA yang mengakibatkan tidak sempurnanya SDM. Keadaan ini disebabkan karena defisiensi Vit B12 dan asam folat.
§ Tanda dan Gejala
- Anemia yang kadar diserati ikterik
- Adanya glositis
- Gangguan neuropati
- Hasil laboratorium (Hemoglobin menurun, Trombositopenia, kadar bilirubin indirek serum dan LDH mengalami peningkatan, kadar vitamin B12 serum dan asam folat menurun).
§ Penatalaksanaan
- Diet nutrisi dengan tinggi vitamin B12 dan asam folat
- Pemberian hydroxycobalamin
- Berikan asam folat 5 mg/hari selama 4 bulan
Ø Anemia Defisiensi Vitamin B12 (Pernicious Anemia)
Merupakan gangguan autoimun karena tidak adanya intrinsik faktor yang diproduksi di sel parietal lambung, sehingga terjadi gangguan absorbsi vitamin B12.
§ Etiologi dan faktor resiko
- Tidak adanya faktor resiko
- Gangguan pada mukosa lambung, ileum, dan penkreas
- Obat-obatan yang mengganggu diabsorbsi dilambung
- Kerusakan absorbsi (neoplasma, penyakit gastrointesyinal, pembedahan reseksi illium)
§ Penatalaksanaan
- Pemberian Vit B12 oral, apabila Intrinsik Faktor kurang diberikan IM, 100 g tiap bulan
- Pemberian diet zat besi
Ø Anemia Defisiensi Asam folat
§ Manifestasi Klinik
- Hampir sama dengan defisiensi vit.B12 yaitu adanya gangguan neurologi seperti gangguan kepribadian dan daya ingat
- Biasanya disertai ketidakseimbangan elektrolit
- Defidiensi asam folat kurang dari 3-4 mg/ml
- Vit. B12 normal
§ Penatalaksanaan
- Berikan asam folat setiap hari
- Berikan Vitamin C untuk membantu penyerapan dan eritropoesis
- Berikan diet tinggi asam folat
Ø Anemia Aplastik
Terjadi akibat ketidaksanggupan sumsum tulang membentuk sel-sel darah. Kegagalan tersebut disebabkan kerusakan primer stem sel mengakibatkan anemia, leukopenia dan trombositopenia. Zat yang dapat merusak sumsum tulang disebut Mielotoksin.
§ Etiologi dan faktor fresiko
- Kemoterapi, radioterapi
- Toksik Kimia, idiopatik
- Obat-obatan (Chlorampenicol, sulfonamid, dll)
- Autoimun seperti SLE
- Agen infeksi : Hepatitis, HIV, TBC milier
§ Manifestasi Klinik
- Kelemahan, letih - Demam
- Nyeri kepala, dyspnea - Pansitopenia
- Nadi cepat, pucat - Nyeri tulang
§ Penatalaksanaan
- Monitor adanya perdarahan dan pansitopenia
- Transfusi darah
- Pengobatan Infeksi
- Transplantasi sumsum tulang
- Immunosupresive terapi
- Diet yang bebas bakteri
- Penkes untuk mencegah infeksi
2. Anemia Karena Meningkatnya Kerusakan Eritrosit
Ø Anemia Hemolitik
Terjadi akibat peningkatan hemolisis dan eritrosit, sehingga usia sel darah merah lebih pendek.
§ Etiologi dan faktor resiko
- Thalasemia - Toksik
- Herediter - Anemia sel sabit
- Hb normal, membran eritrosit rusak
- Merupakan 5% dari jenis anemia
- Kerusakan fisik
- Kimia, pengobatan, infeksi
§ Tanda dan Gejala
- Demam, gangguan neurologi, petechie, thalasemia
- Kelemahan, pucat
- Hepatomegali, kekuningan
- Defisiensi folat, hemosiderosis
§ Penatalaksanaan
- Pencegahan faktor resiko
- Transfusi darah
- Cairan adekuat
- Pemberian asam folat
- Pemberian eritropoetin
- Pemberian kortikosteroid
- Pendidikan kesehatan
Ø Anemia Sel Sabit
Anemia hemolitika berat ditandai SDM kecil sabit, dan pembesaran limpa akibat kerusakan molekul Hb.
§ Etiologi dan faktor resiko
- Banyak pada area endemik malaria
- Herediter
§ Manifestasi Klinik
- Kurang darah akan mengakibatkan hipoksia, infark serebri
- Mempunyai masa hidup sel darah merah pendek
- Hb 7-10 g/dl
- Sumsum tulang membesar
- Pada anemia kronik dapat terjadi takikardia, murmur, pembesaran jantung
- Disritmia, gagal jantung
- Gejala mikrosirkulasi, kekentalan darah karena hemolisis dan trombosis
- Terjadi krisis sel sabit dimana terjadi kadar O2 yang rendah menjadi krisis vasooklusi
- Kerusakan organ terjadi karena meningkatnya fibrinogen, dan faktor plasma pembekuan akan menimbulkan infeksi dan nekrosis pada organ otak, jantung, paru, ginjal.
§ Penatalaksanaan
- Belum ada obat yang efektif
- Penanganan nyeri
- Penanganan infeksi dan pencegahan
- Transfusi darah
- Mengurangi kekentalan darah\
- Transplantasi sumsum tulang
XII. DAFTAR PUSTAKA
Tarwoto, Ns, S.Kep. dan Dra. Watonah, Ns, S.Kep,2008. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Hematologi.Jakarta:Trans Info Media.
Muttaqin,Arif.2009.Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan Hematologi.Jakarta:Salemba Medika.
Share this on your favourite network
0 komentar:
Posting Komentar