1.
Resiko tinggi kurang volume
cairan tubuh b.d perdarahan post operasi
Hasil Yang Diharapkan :
Perdarahan post operasi dapat terkontrol, ditandai
dengan
- TD : 120/80 – 130/85 mmHg
- N : 60 –100 x/menit
- Hb : 12 – 18 mg/dl
- HL : 37 – 52 %
Intervensi
1)
Pantau tanda – tanda perdarahan
Rasional : Selama
24 jam pertama setelah pembedahan, urine berwarna pink atau merah terang,
secara bertahap menjadi kekuningan sampai sedikit berwarna pink sampai hari
keempat post operasi. Urine yang berwarna merah terang dengan bekuan darah
menunjukkan pendarahan arteri.
2)
Pantau keluaran urine lewat
kateter
Rasional : Pendekatan
pembedahan transurethra mengakibatkan perdarahan hebat.
3)
Instruksikan klien untuk
menghindari mengedan ketika BAB
Rasional : Peningkatan tekanan pada kandung kemih
dapat meningkatkan penekanan pada daerah operasi dan mencetuskan pendarahan.
4)
Lakukan irigasi kandung kemih
sesuai pesanan
Rasional :
Irigasi kandung kemih kontinyu dengan normal saline mengencerkan darah
dalam urine untuk mencegah pembentukan bekuan darah.
2.
Nyeri b.d obstruksi kateter,
spasme kandung kemih
Hasil Yang Diharapkan
- Nyeri
berkurang/hilang, intensitas nyeri 0 - 1
- Pasien
melaporkan pengurangan nyeri
Intervensi
1)
Pantau nyeri suprapubik, spasme
kandung kemih, sensasi terbakar pada ujung penis, gunakan skala nyeri 0 – 10
Rasional : Iritasi
dari kateter folley dapat menyebabkan spasme kandung kemih dan nyeri pada ujung
penis. Obstruksi kateter dapat menyebabkan retensi urine yang menimbulkan
spasme kandung kemih dan peningkatan resiko infeksi
2)
Fiksasi kateter dengan tepat,
hindari manipulasi berlebihan
Rasional : Tekanan dari kateter yang terjuntai dapat
merusak sfingter yang mengakibatkan inkontinensia urine setelah pencabutan
kateter. Gerakan kateter juga meningkatkan spasme kandung kemih.
3)
Dorong klien untuk meningkatkan
asupan cairan oral yang adekuat (minimal 2 liter/hari, kecuali ada kontra
indikasi)
Rasional : Hidrasi
yang adekuat meningkatkan pengenceran urine yang membantu mendorong bekuan
darah keluar
4)
Beri obat sesuai instruksi
untuk nyeri dan spasme
Rasional : Obat
anti spasmodik mencegah spasme kandung kemih. Obat analgetik mengurangi nyeri.
3.
Resiko tinggi infeksi b.d
pemasangan kateter
Hasil Yang Diharapkan
Tidak ada tanda – tanda infeksi, ditandai dengan :
- Suhu
36 – 37 oC
- Leukosit
5.000 – 10.000
Intervensi
1)
Jaga sterilitas sistem
kateterisasi, rawat kateter secara teratur dengan sabun dan air, olesi bethadin
sekitar orifisium urethra
Rasional : Mencegah
infeksi
2)
Jaga drainase urine, hindari
masuknya urine kembali ke dalam kandung kemih
Rasional : Refluks
urine dari kantong urine kembali ke kandung kemih dapat menyebabkan infeksi
3)
Monitor tanda – tanda vital
(terutama suhu)
Rasional : Peningkatan
suhu tubuh merupakan salah satu indikasi adanya proses infeksi
4)
Monitor nilai laboratorium
(leukosit)
Rasional : Leukosit
merupakan salah satu sistem kekebalan tubuh peningkatan leukosit merupakan
tanda adanya infeksi
5)
Berikan anti biotik sesuai
program medik
Rasional : Anti
biotik mencegah infeksi
4.
Resiko tinggi perubahan sexual
: penurunan libido b.d cemas karena
inkontinensia.
Hasil Yang Diharapkan
- Ekspresi
wajah rileks dan melaporkan kecemasan berkurang
- Mengungkapkan
pengertiannya tentang situasi individual
- Mendemonstrasikan
kemampuan mengatasi masalah
Intervensi
1)
Siapkan lingkungan yang
menjamin privasi dan rahasia untuk diskusi dan dorong klien untuk
mengekspresikan kekhawatirannya
Rasional : Banyak
klien enggan untuk mendiskusikan hal – hal yang berkenaan dengan seksual.
Privasi mungkin mendorong klien berbagi rasa.
2)
Gunakan istilah – istilah umum
jika mungkin dan jelaskan tentang istilah – istilah yang tidak umum.
3)
Dorong klien untuk menanyakan
kepada dokter selama di rawat dan pada kunjungan lanjutan.
Rasional : Dialog terbuka dengan dokter mendorong untuk
mengklarifikasikan kekhawatiran dan memberikan akses ke penjelasan yang
spesifik
5.
Resiko tinggi perubahan pola
eliminasi : retensi urine b.d obstruksi kateter urine
Hasil Yang Diharapkan
- Urine dalam
jumlah yang cukup ( 0,5 – 1 cc/kg BB/jam )
- Tidak ada
tanda kandung kemih penuh
Intervensi
1)
Kaji keluhan pasien : kandung
kemih penuh, nyeri
Rasional : Retensi
kandung kemih dapat menyebabkan spasme kandung kemih dan menyebabkan nyeri.
2)
Monitor pemasukan dan
pengeluaran cairan
Rasional : Menilai
keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran. Pengeluaran urine yang kurang
menandakan terjadinya retensi urine.
3)
Lakukan irigasi kandung kemih
sesuai pesanan
Rasional : Irigasi
kandung kemih secara kontinyu mengencerkan darah dalam urine untuk mencegah
pembentukan bekuan darah dan mencegah obstruksi kateter.
4)
Pastikan asupan cairan yang adekuat ( oral, parenteral )
Rasional : Hidrasi yang optimal mengencerkan urine
untuk mencegah pembentukan bekuan darah dan obstruksi kateter
Share this on your favourite network
0 komentar:
Posting Komentar