.1 DEFINISI
Diare adalah buang air besar
(defekasi) dengan jumlah yinja yang
lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja
berbentuk cair /setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut
WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare
terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis
(Mansjoer,A.2007,501).
.2 ETIOLOGI
1.
Faktor infeksi : Bakteri (
Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus (Enterovirus), parasit (cacing),
Kandida (Candida Albicans).
2.
Faktor
parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).
3.
Faktor malabsorbsi :
Karbihidrat, lemak, protein.
4.
Faktor makanan : Makanan basi,
beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kutang matang.
5.
Faktor Psikologis : Rasa takut,
cemas.
2.3 PATOFISIOLOGI
faktor infeksi F
malabsorbsi F makanan F. Psikologi
KH,Lemak,Protein
Masuk dan ber meningk.
Tek osmo toksin tak dapat
cemas
kembang dlm tik diserap
usus
Hipersekresi air pergeseran
air dan hiperperistaltik
dan elektrolit elektrolit
ke rongga
( isi rongga usus)
usus menurunya
kesempatan usus
menyerap
makanan
D
I A R E
Frek. BAB meningkat distensi abdomen
Kehilangan cairan & elekt integritas
kulit
berlebihan perianal
gg. kes. cairan & elekt As.
Metabl mual, muntah
Resiko hipovolemi syok sesak nafsu
makan
Gang. Oksigensi BB
menurun
Gangg. Tumbang
4 PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1.
Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan
kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan
penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau
lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar
terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat
dari pola makan dan perawatannya .
2.
Keluhan Utama
BAB lebih dari 3
x
3.
Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning
kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer,
frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih
dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
4.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami
diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang
(perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan,
ISPA, ISK, OMA campak.
5.
Riwayat Nutrisi
Pada anak usia
toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan
3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak
usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga
kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,
6.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
7.
Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga
kebersihan, lingkungan tempat tinggal.
8.
Riwayat Pertumbuhan dan
perkembangan
a.
Pertumbuhan
o Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg
(rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata
8 cm) pertahun.
o Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua
dan seterusnya.
o Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi
taring, seluruhnya berjumlah 14 – 16 buah
o Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.
b.
Perkembangan
o Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.
Fase anal :
Pengeluaran
tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai menunjukan keakuannya, cinta diri
sendiri/ egoistic, mulai kenal dengan tubuhnya, tugas utamanyan adalah latihan
kebersihan, perkembangan bicra dan bahasa (meniru dan mengulang kata sederhana,
hubungna interpersonal, bermain).
o Tahap perkembangan psikososial
menurut Erik Erikson.
Autonomy vs Shame and doundt
Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa
dipelajari anak toddler dari lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh Dario
kemam puannya untuk mandiri (tak tergantug). Melalui dorongan orang tua untuk
makan, berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu over protektif menuntut
harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu seperti
juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada diri anak.
o Gerakan kasar dan halus, bacara,
bahasa dan kecerdasan, bergaul dan mandiri : Umur 2-3 tahun :
1. berdiri
dengan satu kaki tampa berpegangan sedikitpun 2 hitungan (GK)
2. Meniru membuat garis lurus (GH)
3.
Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK)
4.
Melepasa pakaian sendiri (BM)
9.
Pemeriksaan Fisik
a.
pengukuran
panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar kepala,
lingkar abdomen membesar,
b.
keadaan
umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.
c.
Kepala
: ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun lebih
d.
Mata : cekung, kering, sangat
cekung
e.
Sistem pencernaan : mukosa
mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu
makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan
kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum
f.
Sistem
Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolic
(kontraksi otot pernafasan)
g.
Sistem
kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare
sedang .
h.
Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor
menurun > 2 dt, suhu meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral
dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada
daerah perianal.
i.
Sistem
perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ),
frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
j.
Dampak
hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa
perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang
ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.
10. Pemeriksaan Penunjang
1)
Laboratorium :
·
feses kultur : Bakteri, virus,
parasit, candida
·
Serum elektrolit : Hipo
natremi, Hipernatremi, hipokalemi
·
AGD : asidosis metabolic ( Ph
menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3 menurun )
·
Faal
ginjal : UC meningkat (GGA)
2)
Radiologi : mungkin ditemukan
bronchopemoni
5
PENATALAKSANAAN DIARE
1.Rehidrasi
1.
jenis cairan
1)
Cara rehidrasi oral
o Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti
orali, pedyalit setiap kali diare.
o Formula sederhana ( NaCl dan sukrosa)
2)
Cara parenteral
o Cairan I : RL dan NS
o Cairan II : D5 ¼ salin,nabic. KCL
D5 : RL = 4 : 1 + KCL
D5 + 6 cc NaCl 15 % + Nabic (7 mEq/lt) +
KCL
o HSD (half strengh darrow) D ½
2,5 NS cairan khusus pada diare usia > 3 bulan.
2.
Jalan pemberian
1)
Oral (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran
baik)
2)
Intra
gastric ( bila anak tak mau minum,makan, kesadran menurun)
3.
Jumlah Cairan ; tergantung pada
:
1)
Defisit ( derajat dehidrasi)
2)
Kehilangan sesaat (concurrent
less)
3)
Rumatan (maintenance).
4.
Jadwal / kecepatan cairan
1)
Pada
anak usia 1- 5 tahun dengan pemberian 3 gelas bila berat badanya kurang lebih
13 kg : maka pemberianya adalah :
o
BB (kg) x 50 cc
o
BB (kg) x 10 – 20 = 130 – 260
cc setiap diare = 1 gls.
2)
Terapi
standar pada anak dengan diare sedang :
+ 50 cc/kg/3 jam atau 5 tetes/kg/mnt
6.Terapi
1.
obat anti sekresi : Asetosal,
25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg
klorpromazine
0,5 – 1 mg / kg BB/hari
2.
onat
anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide
3.
antibiotik
: bila penyebab jelas, ada penyakit
penyerta
1.Dietetik
a.
Umur > 1 tahun dengan
BB>7 kg, makanan padat / makanan cair
atau susu
b.
Dalam keadaan malbasorbsi berat
serta alergi protein susu sapi dapat diberi elemen atau semi elemental formula.
2.Supportif
Vitamin A
200.000. IU/IM, usia 1 – 5 tahun
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output berlebihan dan intake yang
kurang
2.
Gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare.
3.
Resiko peningkatan suhu tubuh
berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap diare
4.
Resiko
gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.
5.
Resiko
tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus.
6.
Kecemasan
anak berhubungan dengan tindakan invasive
7. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal
Kriteria hasil :
o
Tanda
vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt )
o
Turgor
elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.
o
Konsistensi
BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari
Intervensi :
1)
Pantau
tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit
R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan
pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi
pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit
2)
Pantau intake dan output
R/ Dehidrasi
dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat untuk
membersihkan sisa metabolisme.
3)
Timbang berat badan setiap hari
R/ Mendeteksi
kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt
4)
Anjurkan keluarga untuk memberi
minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr
R/ Mengganti
cairan dan elektrolit yang hilang secara oral
5)
Kolaborasi :
-
Pemeriksaan
laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal
ginjal (kompensasi).
-
Cairan parenteral ( IV line )
sesuai dengan umur
R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.
-
Obat-obatan
: (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)
R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar
simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti
bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.
Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan out put
Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS
kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria : - Nafsu
makan meningkat
-
BB meningkat atau normal sesuai
umur
Intervensi :
1)
Diskusikan dan jelaskan tentang
pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau
dingin)
R/ Serat tinggi,
lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung dan
sluran usus.
2)
Ciptakan lingkungan yang
bersih, jauh dari bau yang tak sedap
atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat
R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang
nafsu makan.
3)
Berikan
jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan
R/ Mengurangi
pemakaian energi yang berlebihan
4)
Monitor intake dan out put dalam 24 jam
R/ Mengetahui
jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.
5)
Kolaborasi
dengan tim kesehtaan lain :
a.
terapi gizi : Diet TKTP rendah
serat, susu
b.
obat-obatan
atau vitamin ( A)
R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan
Diagnosa 3 : Resiko peningkatan suhu tubuh
berhubungan dengan proses infeksi dampak sekunder dari diare
Tujuan :
Stelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi
peningkatan suhu tubuh
Kriteria hasil : suhu tubuh dalam
batas normal ( 36-37,5 C)
Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)
Intervensi :
1)
Monitor suhu tubuh setiap 2 jam
R/ Deteksi dini
terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)
2)
Berikan kompres hangat
R/ merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuh
3)
Kolaborasi pemberian
antipirektik
R/ Merangsang
pusat pengatur panas di otak
Diagnosa 4 :Resiko gangguan integritas
kulit perianal berhubungan dengan
peningkatan frekwensi BAB (diare)
Tujuan
: setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas
kulit tidak terganggu
Kriteria hasil : - Tidak terjadi iritasi :
kemerahan, lecet, kebersihan terjaga
-
Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan
perianal dengan baik dan benar
Intervensi :
1)
Diskusikan
dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur
R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman
2)
Demontrasikan
serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti
pakaian bawah serta alasnya)
R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena
kelebaban dan keasaman feces
3)
Atur
posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam
R/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak
terjadi iskemi dan irirtasi .
Diagnosa 5 :
Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive
Tujuan
: setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, klien mampu
beradaptasi
Kriteria hasil : Mau
menerima tindakan perawatan, klien
tampak tenang dan tidak rewel
Intervensi :
1)
Libatkan keluarga dalam
melakukan tindakan perawatan
R/ Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau
keluarga
2)
Hindari
persepsi yang salah pada perawat dan RS
R/ mengurangi
rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS
3)
Berikan
pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatan
R/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya
4)
Lakukan
kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal
(sentuhan, belaian dll)
R/ Kasih saying
serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan rasa aman pada klien.
5)
Berikan mainan sebagai rangsang
sensori anak
R/ merangsang
perkembangan sensori anak.
Daftar Pustaka
Carpenito, L.J., 2007, Diagnosa
Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim PSIK UNPAD
Edisi-6, EGC, Jakarta
Doenges,M.E.,
Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 2008, Rencana Asuhan Keperawatan
untuk perencanaan dan pendukomentasian
perawatan Pasien, Edisi-3,
Alih bahasa; Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta
Markum, AH., 2006, Ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI, Jakarta
McCloskey&Bulechek, 2007, Nursing Interventions Classifications,
Second edisi, By Mosby-Year book.Inc,Newyork
NANDA, 2007-2008, Nursing Diagnosis: Definitions and classification,
Philadelphia, USA
University IOWA., NIC and NOC Project., 2007, Nursing outcome
Classifications, Philadelphia, USA
Share this on your favourite network
0 komentar:
Posting Komentar