Beberapa
bulan ini, terdapat lima
warga Desa Jatirejo dirawat di RS Harapan karena menderita Avian Invluenza(Flu
Burung). Warga yang terserang flu burung tersebut adalah orang dewasa dan
anak-anak dari keluarga dan RT berbeda yang tinggal di Desa Jatirejo. Perawat bersama tokoh masyarakat mdan kader kesehatan
melakukan penjajagan terhadap faktor lingkungan dan perilaku masyarakat.
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan adanya faktor perilaku yang mungkin
berpengaruh terhadap kejadian masalah kesehatan di wilayah tersebut. Data
yang diperoleh tersaji sebagai berikut:
A. Faktor Pencetus
(Predispocing)
1.
Riwayat Kesehatan
Komunitas
Desa Jatirejo adalah suatu wilayah
yang terdiri dari 5 RT yaitu RT 01, RT 02, RT 03, RT 04, dan RT 05. Penduduk
setiap RT berjumlah kurang lebih 150 orang(35 KK). Mata pencaharian penduduknya
sebagian besar adalah bertani dan berdagang. Meskipun demikian, sejumlah 40%
warga Desa Jatirejo memelihara unggas seperti ayam dan burung di rumahnya.
Sejumlah 25% kandana yang digunakan warga untuk memelihara unggas tidak
terpisah dengan rumah. Dalam pengkajian yang dilakukan, saat ini terdapat lima warga yang menderita
flu burung di Desa Jatirejo, dua orang dewasa dan tiga anak-anak. Sedangkan
dalam pengkajian perilaku, ditemukan hampir 20% warga kurang memperhatikan
kebersihan, baik kebersihan diri maupun lingkungan. Sejumlah 5% warga tidak
mencuci tangan sebelum makan, dan 10% warga mencuci tangan tetapi tidak
menggunakan sabun. Terdapat 20%
warga melaporkan, unggas yang mereka pelihara mati mendadak dan tidak diketahui
apa penebabnya. Sejumlah 2% warga memasak unggas yang telah mati dan 18% warga
memilih untuk mengubur unggas yang telah mati tersebut. Dalam mengolah produk
unggas(telur), sejumlah 5% warga mengatakan lebih menyukai diolah setengah
matang dan 10% warga mengatakan bahwa
mereka mengolah telur tanpa mencucinya terlebih dahulu. Warga yang mengetahui
adanya hubungan antara kebiasaan hidup dengan kejadian flu burung sejumlah 30%
dan 10% warga mengetahui cara pencegahan flu burung. Kepala desa setempat juga
mengatakan bahwa masyarakat banyak yang tidak tahu tentang latar belakang
masalah kesehatan yang sedang dihadapi.
2.
Kondisi Fisik
Berkenaan dengan faktor lingkungan fisik, pemukiman warga
Desa Jatirejo tidak terlalu padat. Sejumlah 40% warga memelihara unggas di
rumahnya. Terdapat 25% kandang unggas yang dimiliki warga tidak terpisah dengan
rumah induk. Selain itu, tersapat 20% warga yang kurang memperhatikan
kebersihan rumah dan kandang yang mereka miliki.
3.
Motivasi Belajar
Berdasarkan hasil wawancara dengan
Kepala Desa Jatirejo tentang motivasi warganya terhadap informasi kesehatan,
menggambarkan bahwa masyarakat mempunyai motivasi untuk berkumpul dan menerima
informasi tentang kesehatan, apalagi berkaitan dengan masalah kesehatan yang
mereka hadapi.
4.
Kesiapan Belajar
Warga Desa Jatirejo umumnya bersedia
berkumpul untuk keperluan berupa penyuluhan kesehatan pada malam hari setelah
warga selesai bekerja di sawah atau di tempat lainnya, yaitu setelah sholat
isya.
5.
Kemampuan Membaca
Sekitar 90% warga dewasa mengenal huruf dan 80% mengerti
Bahasa Indonesia dengan baik. Minimal pendidikan warga adalah SD. Ada sebagian
warga berpendidikan sarjana.Informasi yang dirasakan efektif oleh kepala desa
adalah dengan menggunakan metode demonstrasi, ceramah disertai visualisasinya
berupa leaflet atau poster.
B. Faktor Pemungkin
(Faktor Enabling)
Warga
Desa Jatirejo pada dasarnya memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Kepala
desa, ketua RT, kader kesehatan, pengrus desa dan RT, serta ketua pemuda
menyadari masalah kesehatan yang terjadi di desanya dan mendukung rencana
pemecahan masalah serta dapat bekerja sama dengan berbagai pihak. Terdapat alokasi dana dari kas desa dan RT untuk
keperluan pemberian informasi kepada warga. Desa Jatirejo maempunyai Puskesmas
Pembantu yang dikepalai oleh seorang lulusan sekolah perawat dan telah ekerja
sama selama sepuluh tahun sehingga telah memiliki kemampuan untuk memberikan
penyuluhan kesehatan di Desa Jatirejo tang sedang dilanda masalah kesehatan.
Terdapat balai pertemuan yang dapat digunakan sebagai tempat penyuluhan.
C. Faktor Penguat
(Faktor Reinforcing)
Kepala
desa, ketua RT, kader kesehatan beserta kepala puskesmas pembantu menunjukkan
perilaku yang dapat ditiru/dijadikan model oleh warga. Kepala desa sangat mendukung
diadakannya penyuluhan sebagai upaya agar warga desa Jatirejo dapat menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Pola
kebiasaan warga desa Jatirejo ( tidak menerapkan perilaku hidup bersih
sehat/PHBS) berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang flu burung ditandai
dengan
DO:
·
Saat
ini lima warga Desa Jatarejo menderita
flu burung, 2 orang dewasa dan 3 orang anak-anak.
Kebiasaan warga Desa Jatirejo dalam
berperilaku:
·
40%
warga memelihara unggas seperti ayam dan burung di rumahnya
·
25%
kandang yang digunakan untuk memelihara unggas tidak terpisah dengan rumah
·
20%
warga kurang memperhatikan kebersihan, baik kebersihan diri maupun kebersihan
lingkungan
·
5%
warga tidak mencuci tangan sebelum makan dan 10% warga mencuci tangan tetapi
tidak menggunakan sabun
·
2%
warga mengolah unggas yang telah mati dan 18% warga memilih untuk mengubur
unggas yang telah mati
·
30%
warga mengetahui adanya hubungan antara kebiasaan hidup dengan kejadian flu
burung
·
10%
warga mengetahui cara pencegahan flu burung
DS:
·
Kepala desa mengtakan
bahwa masyarakat banyak yang tidak tahu tentang latar belakang masalah
kesehatan yang sedang dihadapi(flu burung)
·
5% warga mengatakan
lebih menyukai mengolah telur dalam keadaan setengah matang dan 10% warga
mengolah telur tanpa mencucinya terlebih dahulu
·
20% warga melaporkan
bahwa unggas yang mereka pelihara mati mendadak dan tidak diketahui apa penyebabnya
ANALISIS DATA
DATA
|
MASALAH
|
ETIOLOGI
|
DO:
·
Saat ini lima
warga Desa Jatarejo menderita flu
burung, 2 orang dewasa dan 3 orang anak-anak.
Kebiasaan warga Desa Jatirejo dalam berperilaku:
·
40% warga
memelihara unggas seperti ayam dan burung di rumahnya
·
25% kandang yang
digunakan untuk memelihara unggas tidak terpisah dengan rumah
·
20% warga kurang
memperhatikan kebersihan, baik kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan
·
5% warga tidak
mencuci tangan sebelum makan dan 10% warga mencuci tangan tetapi tidak
menggunakan sabun
·
2% warga mengolah
unggas yang telah mati dan 18% warga memilih untuk mengubur unggas yang telah
mati
·
30% warga
mengetahui adanya hubungan antara kebiasaan hidup dengan kejadian flu burung
·
10% warga
mengetahui cara pencegahan flu burung
DS:
·
Kepala desa mengtakan bahwa masyarakat
banyak yang tidak tahu tentang latar belakang masalah kesehatan yang sedang
dihadapi(flu burung)
·
5% warga mengatakan lebih menyukai
mengolah telur dalam keadaan setengah matang dan 10% warga mengolah telur
tanpa mencucinya terlebih dahulu
·
20% warga melaporkan bahwa unggas yang
mereka pelihara mati mendadak dan tidak diketahui apa penyebabnya
|
Pola kebiasaan warga desa
Jatirejo(tidak menerapkan perilaku hidup bersih sehat/PHBS}
|
Kurang pengetahuan tentang
flu burung
|
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Topik
Topik
Flu Burung
B. Sasaran
1. Sasaran penyuluhan : 30 orang, terdiri dari: Kepala desa,
seluruh ketua RT di desa Jatirejo (5 orang), perangkat desa, perangkat
RT, kader kesehatan masyarakat, perwakilan pemuda, tokoh yang dituakan, Ketua
PKK, Ketua Dasawisma, Ketua Paguyuban Lansia.
2. Sasaran
program : warga desa Jatirejo,terutama anak-anak dan orang dewasa.
C. Waktu
Hari : Sabtu
Tanggal : 15 November 2008
Jam : 19.30- 20.00 WIB
D. Tujuan
1. Tujuan
Umum
Setelah
dilakukan penyuluhan, diharapkan warga desa Jatirejo akan memahami tentang flu
burung.
2. Tujuan Khusus
Setelah
dilakukan penyuluhan selama 30 menit, warga masyarakat di desa Jatirejo mampu :
a.
Menjelaskan
pengertian Avian Influenza (flu
burung)
b.
Menjelaskan
penyebab Avian Influenza (flu burung)
c.
Menjelaskan
gejala orang yang menderita Avian
Influenza (flu burung)
d.
Menjelaskan
cara penularan Avian Influenza (flu
burung)
e.
Menjelaskan
pencegahan Avian Influenza (flu
burung)
f.
Menjelaskan
pengobatan Avian Influenza (flu
burung)
E. Materi
Materi penyuluhan
yang akan diberikan meliputi :
a.
Pengertian Avian Influenza (flu burung)
b.
Penyebab Avian Influenza (flu burung)
c.
Masa inkubasi Avian Influenza (flu burung)
d. Gejala orang yang menderita Avian Influenza (flu burung)
e.
Cara penularan Avian Influenza (flu burung)
f.
Pencegahan Avian Influenza (flu burung)
g. Pengobatan Avian Influenza (flu burung)
F.
Metode
Ceramah dan diskusi
G.
Media dan Alat
1. Leaflet
tentang flu burung meliputi
a. Pengertian
Avian Influenza (flu burung)
b. Penyebab
Avian Influenza (flu burung)
c.
Berapa
lama masa inkubasi Avian Influenza
(flu burung)
d.
Gejala
orang yang menderita Avian Influenza
(flu burung)
e. Cara
penularan Avian Influenza (flu
burung)
f. Pencegahan
Avian Influenza (flu burung)
g.
Pengobatan
Avian Influenza (flu burung)
2. Poster
tentang flu burung (Avian Influenza).
3. LCD
1 buah.
4. Laptop
1 buah.
5. Kursi
35 buah.
6. Meja
panjang 1 buah
7. Layar
1 buah
8. Rol
kabel 1 buah.
9. Wireless
1 buah.
9.
Microphone 2 buah
H. Tempat
Balai pertemuan warga Desa Jatirejo.
I.
Setting Tempat
|
||||||
|
||||||
|
keterangan
:
1 Layar 6.
Kader
2. Promotor 7.
Tokoh yana dituakan
3. Laptop 8.
Sasaran primer
4. LCD ` 9.
Meja panjang
5. Kepala Desa
6. Kader
J. Alokasi Waktu
No
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1.
|
Pembukaan
·
Mengucapkan salam
·
Memperkenalkan identitas promotor
·
Menyampaikan maksud
dan tujuan
·
Melakukan kontrak
waktu
|
3 menit
|
2.
|
Penjelasan
materi
|
18 menit
|
3.
|
Diskusi dan Evaluasi
|
10 menit
|
4.
|
Kesimpulan dan penutup
·
Menyimulkan hasil
dari penyuluhan
(i) Hasil
wawancara
·
Mengucapkan salam
·
Melakukan kontrak
waktu selanjutnya
|
5 menit
|
K.
Rencana Evaluasi
No
|
Aspek
|
Metode
|
Instrumen
|
Waktu
|
1.
|
Kognitif
|
Wawancara
|
Daftar
pertanyaan
(7
pertanyaan)
|
Segera
setelah penyuluhan
|
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen
Kesehatan htm. 2006. Waspada Flu Burung. Jakarta
Litbang.
2006. Flu Burung di Indonasia. Depkes.go.id. 23 Desember 2007
Leaflet Flu Burung Dinas Kesehatan Pemerintah Kab. Bantul
www.Gogle.com
MATERI PENYULUHAN
1.
Pengertian flu burung (Avian Influenza)
Flu Burung (Avian Influenza) adalah
penyakit saluran pernapasan yang
disebabkan oleh virus influenza
A(H5N1). Penyakit ini menular dari unggas (burung, ayam) ke unggas tetapi
kadang-kadang dapat juga menular dari unggas ke manusia
2. Penyebab
flu burung (Avian Influenza)
Penyebab flu burung adalah virus
influenza A(H5N1).
- Masa Inkubasi flu
burung
Masa inkubasi yaitu masa sejak masuknya
virus ke dalam tubuh manusia sampai timbul gejala adalah
·
Secara umum : 1-3 hari
·
Pada anak-anak mencapai 21 hari
- Gejala flu
burung (avian Influenza)
Gejala Flu Burung (Avian Influenza)
seperti gejala flu pada umumnya, yaitu demam ≥ 380 , sakit
tengorokan, batuk, beringus, nyeri otot, sakit kepala, dan lemas. Dalam waktu
yang singkat, penyakit ini dapat menjadi lebih berat berupa peradagan di
paru-paru (pneumonia), dan apabila tidak dilakukan tatalaksana yang baik dapat
menyebabkan kematian.
- Cara penularan flu burung (Avian Influenza)
·
Kontak langsung dengan sekret, lendir atau tinja
binatang yang terinfeksi melalui saluran pernapasan atau mukosa konjungtiva
(selaput lendir mata)
·
Melalui udara yang tercemar virus Avian Invluenza
(H5N1) yang berasal dari tinja, sekret atau lendir unggas yang terinfeksi virus
Avian Influenza
·
Kontak dengan benda yang terkontaminasi virus
Avian Influenza
- Pencegahan Flu Burung (Avian
Influenza)
·
Gunakan
alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, kacamata ketika berhubungan Cara
dengan unggas termasuk pupuk yang berasal dari unggas.
·
Jauhkan kandang unggas dari pemukiman/tempat
tinggal.
·
Melaksanakan kebersihan diri, yaitu mencuci
tangan dengan sabun setelah memegang unggas.
·
Melakukan kebersihan lingkungan, baik kebersihan
rumah maupun kandang. Sinari kandang dan rumah dengan sinar matahari yang cukup
setiap hari. Bersihkan kandang setiap hari lebih baik disemprot dengan
desinfektan
·
Mencuci alat-alat yang dipergunakan dalam
peternakan dengan disinfektan.
·
Jangan mengeluarkan keranjang, bekas kandang dan
kotoran unggas dari lokasi peternakan sebelum didisinfeksi.
·
Amankan keluarga dari unggas yang sakit atau mati
mendadak.
·
Cucilah daging dan telur unggas sampai bersih
sebelum dimasak.
·
Mengkonsumsi daging unggas yang telah dimasak pada suhu 80ºC minimal
selama 1 menit, sedangkan telur perlu dipanaskan pada suhu 64°C minimal selama
5 menit. Virus Avian Influensa dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada
suhu 22º C dan lebih dari 30 hari pada suhu 0° C. Virus akan mati pada
pemanasan 60° C selama 30 menit atau 56° C selama 3 jam dan dengan detergen
atau desinfektan misalnya formalin.
·
Segera ke Puskesmas atau klinik terdekat jika
ditemukan gejala flu burung.
·
Memberi imunisasi kepada orang yang berisiko tinggi
terinfeksi flu burung.(misalnya peternak unggas dan petani yang menggunakan
pupuk yang berasal dari unggas)
7. Pengobatan flu burung (Avian Influenza)
Jika terdapat gejala flu, istirahatlah yang cukup,
makanlah makanan yang bergizi. Jika gejala flu tidak ada perubahan , segera
minum obat flu atau vitamin yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.. Jika
gejala flu juga tidak membaik, segera periksa ke dokter, puskesmas, klinik,
atau sarana layanan kesehatan lainnya(RS). Puskesmas hanya mampu mengenali gejala
klinis flu burung dan mempersiapkan rujuan pasien ke rumah sakit untuk:
·
Mengetahui cara penularan flu burung pada manusia
dari hewan atau unggas.
·
Mampu mengelola pasien yang diduga terkena flu
burung dengan sarana yang ada.
·
Mampu berkomunikasi dengan rumah sakit dengan
baik
Penderita flu
burung harus mendapatkan nutrisi dengan gizi yang baik sehingga secara umum
daya tahan tubuh penderita bisa ditingkatkan
Daftar
Pertanyaan
1.
Apakah
flu burung (Avian Influenza) itu?
2.
Apakah
penyebab flu burung (Avian Influenza)?
3.
Berapa
lama masa inkubasi flu burung (Avian Influenza)?
4.
Apa
gejala orang yang menderita flu burung (Avian Influenza)?
5.
Bagaimana
cara penularan flu burung (Avian Influenza)?
6.
Bagaimana
cara pencegahan flu burung (Avian Influenza)?
7.
Bagaimana
pengobatan flu burung (Avian Influenza)?
Share this on your favourite network
0 komentar:
Posting Komentar