PENGERTIAN
Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi, peningkatan temperatur suhu tubuh secara abnormal yaitu diatas 38’C. (Guyton, 1990).
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 38’ C atau lebih. Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,8’C. Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 40’C disebut demam tinggi (hiperpireksia) . (Julia, 2000)
ETIOLOGI
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik.
Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adala cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang menyertai demam.
Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain. (Julia, 2000).
Fase-fase Terjadinya Demam
Fase I: awal (awitan dingin atau menggigil)
• Peningkatan denyut jantung
• Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan
• Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot
• Kulit pucat dan dingin karena vasokontriksi
• Merasakan sensasi dingin
• Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokontriksi
• Rambut kulit berdiri
• Pengeluaran keringat berlebihan
• Peningkatan suhu tubuh
Fase II: proses demam
• Proses menggigil lenyap
• Kulit terasa hangat / panas
• Merasa tidak panas atau dingin
• Peningkatan nadi dan laju pernafasan
• Peningkatan rasa haus
• Dehidrasi ringan hingga berat
• Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf
• Lesi mulut herpetik
• Kehilangan nafsu makan ( jika demam memanjang )
• Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein
Fase III: pemulihan
• Kulit tampak merah dan hangat
• Berkeringat
• Menggigil ringan
• Kemungkinan mengalami dehidrasi
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :
1. Demam Septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat, Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam Remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3. Demam Intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam Kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam Siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jela seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap inveksi bakterial.
PENATALAKSANAAN THERAPEUTIK
- Antipiretik
- Anti biotik sesuai program
- Hindari kompres alkohol
PENGKAJIAN
1. Melakukan anamnese riwayat penyakit meliputi: sejak kapan timbul demam, gejala lain yang menyertai demam (miasalnya: mual muntah, nafsu makan, diaforesis, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah anak menggigil, gelisah atau lhetargi, upaya yang harus dilakukan.
2. Melakukan pemeriksaan fisik.
3. Melakukan pemeriksaan ensepalokaudal: keadaan umum, vital sign.
4. Melakukan pemeriksaan penunjang lain seperti: pemeriksaan laboratotium, foto rontgent ataupun USG.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti:
1. Tourniquettest
2. Wbc, Hb, Hct
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi.
2. Resiko injuri berhubungan dengan infeksi mikroorganisme.
3. Resiko kurang cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
4. Cemas berhubungan dengan status kesehatan.
5. Defiasit self care berhungan dengan kelemahan
6. Kurang pengetahuan berhubungan keterbatasan kognitif
PERENCANAAN
No.
|
Diagnosa Keperawatan
|
Rencana Keperawatan
|
|
Tujuan dan Kriteria
hasil
|
Intervensi
|
||
1
|
Hypertermi b/d proses infeksi
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama….x 24 jam menujukan temperatur dalan
batas normal dengan kriteria:
- Bebas
dari kedinginan
- Suhu
tubuh stabil 36-37 C
|
- Pantau
suhu klien (derajat dan pola) perhatikan menggigil/diaforsis
- Pantau
suhu lingkungan, batasi/tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi
- Berikan
kompres hangat hindri penggunaan akohol
- Berikan
minuman sesuai kebutuhan
- Kolaborasi
untuk pemberian antipiretik
|
2
|
Resiko injuri b/d infeksi mikroorganisme
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...... 24 jam
anak bebas dari cidera dengan kriteria:
- Menunjukan
homeostatis
tidak ada perdarahan mukosa dan bebas dari komplikasi
lain
|
- Kaji
tanda-tanda komplikasi lanjut
- Kaji
status kardiopulmonar
- Kolaborasi untuk pemantauan laboratorium: monitor darah
rutin
- Kolaborasi untuk pembereian antibiotik
|
3
|
Resiko kurang volume cairan b/d intake yang tidak
adekuat
|
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama ….x 24 jam
volume cairn adekuat dengan kriteria:
- Tanda
vital dalam batas normal
- Nadi
perifer teraba kuat
- Haluran
urine adekuat
- Tidak
ada tanda-tanda dehidrasi
|
- Ukur/catat
haluaran urine dan berat jenis. Catat ketidak seimbangan masukan dan haluran kumulatif
- Pantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP
- Palpasi
denyut perifer
- Kaji membran mukosa kering, tugor kulit yang kurang
baik dan rasa halus
- Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi
- Pantau
nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah, BUN, Cre, Elek,LED, GDS
|
4
5
6
|
Cemas
berhubungan dengan status kesehatan (hipertermi)
Defisit
selfcare berhubungan dengan kelemahan
Kurang
pengetahuan (klien dan keluarga) tentang penyakit dan perawatan berhubungan dengan kurang
informasi, keterbatasan kognitif, tidak mengenal sumber
|
Setelah
dilakukan tindakan perawatan selama 2 x 24 jam cemas hilang dengan kriteria:
- klien
dapat mengidentifikasi hal-hal yang dapat meningkatkan dan menurunkan suhu
tubuh
- klien
mau berpartisipasi dalam setiap tidakan yang dilakukan
- klien
mengungkapkan penurunan cemas yang berhubungan dengan hipertermi, proses
penyakit
Setelah
dilakukan tindakan perawatan selama 2 x 24 jam defisit self care dapat
terpenuhi dengan kriteria:
- Klien
terbebas dari bau badan
- Dapat
melakukan ADL secara mandiri
- Dapat
melakukan perpindahan tempat secara bertahap
Setelah
dilakukan tindakan perawatan selama 1 x 24 jam dengan kriteria:
- Klien
dan keluarga berpartisipasi dalam proses belajar
-
mengungkapkan pemahaman tentang penyakit, pengobatan, dan perubahan pola
hidup yang diperlukan
|
- Kaji dan
identifikasi serta luruskan informasi yang dimiliki klien mengenai hipertermi
- Berikan
informasi yang akurat tentang penyebab hipertermi
- Validasi
perasaan klien dan yakinkan klien bahwa kecemasam merupakan respon yang
normal
- Diskusikan rencana tindakan yang dilakukan berhubungan
dengan hipertermi dan keadaan penyakit
-
Monitor kemampuan klien untuk perawatan diri secara mandiri
-
Monitor kebutuhan klien
-
Dorong klien untuk melakukan ADL secara mandiri
-
Berikan bantuan hingga klien dapat melakukan aktifitas secara mandiri
-
Berikan aktifitas sehari-hari sesuai kemampuan
- Evaluasi
derajat sensori
- Diskusikan proses patogenesis dan
pengobatan dengan klien dan keluarga
-
Identifikasi cara dan kemampuan untuk melanjutkan program perawatan dirumah
-
Identifikasi faktor resiko secara individu dalam melakukan perubahan pola
hidup
|
Share this on your favourite network
0 komentar:
Posting Komentar