Home » , , , , » Tugas Manajemen Keperawatan di Bangsal

Tugas Manajemen Keperawatan di Bangsal




Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan individu praktik profesi Manajemen Keperawatan di ruang Aster RSUD Muntilan. Penyusunan laporan ini tidak akan terwujud tanpa ada bantuan, bimbingan dan pengarahan dari semua pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      selaku direktur RSUD Muntilan Kabupaten Magelang
2.      Ibu Tenti Kurniawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing akademik yang   telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan ilmu pengetahuan yang sangat berharga.
3.      Ibu Susanti, S.Kep.,Ns selaku preceptor yang telah banyak memberikan masukan dan kritik yang membangun.
4.      Ibu Siti Imronah, S.Kep selaku kepala ruang Aster RSUD Muntilan Kabupaten Magelang yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan masukan.
5.      Seluruh staf karyawan RSUD Muntilan Kabupaten Magelang yang telah banyak  membantu proses praktik Manajemen Keperawatan.
6.      Teman-teman kelompok stase Manajemen Keperawatan terima kasih atas kerjasama dan dukungannya.
7.       Bapak dan Ibu yang telah banyak memberi dukungan baik material dan non material.
8.       Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna,  sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

.,  November 2012
                                   
                                                                                                                 Penulis


DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................                     i
Lembar Pengesahan.........................................................................................                    ii
Kata Pengantar.................................................................................................                    iii
Daftar Isi...........................................................................................................                     iv
Daftar Tabel......................................................................................................                    v
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.......................................................................................                     1
B.     Tujuan......................................................................................................                   2

BAB II PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
A.    Pembuatan denah ruang………………………….....................................                 3
1.   Rencana Langkah-langkah.....................................................................                3
2.   Plan of Action (POA)…………………………………………………                5
3.   Anggaran Biaya……………………………………………………….                 7
4.   Hasil dan Evaluasi…………………………………………………….                 7
5.   Faktor Pendukung…………………………………………………….                 7
6.   Faktor Penghambat……………………………………………………                8
7.   Rencana Tindak Lanjut……………………………………………….                 8
B.     Pembuatan Bagan Struktur Organisasi Perawat Per Tim .........................                  9
1.   Rencana Langkah-langkah.....................................................................                9
2.   Plan of Action (POA)…………………………………………………                11
3.   Anggaran Biaya……………………………………………………….                 13
4.   Hasil dan Evaluasi…………………………………………………….                 13
5.   Faktor Pendukung…………………………………………………….                 15
6.   Faktor Penghambat……………………………………………………                15
7.   Rencana Tindak Lanjut……………………………………………….                 15

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan..........................................................................................                       16
B.     Saran....................................................................................................                       16
Daftar Pustaka.................................................................................................                     17
Lampiran                  


DAFTAR TABEL

Tabel 1.    Rencana Langkah-Langkah Pembuatan Denah Ruangan Di Aster
Tabel 1.1 Rencana dan Waktu Pelaksanaan Pengadaan Denah Ruangan Di Ruang
                 Aster
Tabel 1.2  Anggaran Biaya Pembuatan Denah Ruang Aster             
Tabel 1.3 Evaluasi Pembuatan Denah Ruangan Di Ruang Aster
Tabel 2.    Rencana Langkah-Langkah pembaharuan struktur organisasi ruangan  Pembuatan Bagan Struktur Organisasi Perawat Per Tim Ruang Aster
Tabel 2.1  Rencana dan Waktu Pelaksanaan pembaharuan struktur organisasi ruangan dan  Pembuatan Bagan Struktur Organisasi Perawat Per Tim Ruang Aster
Tabel 2.2  Anggaran Biaya pembaharuan struktur organisasi ruangan  dan Pembuatan Bagan Struktur Organisasi Perawat Per Tim
Ruang Aster

Tabel 2.Evaluasi pembaharuan struktur organisasi ruangan dan Pembuatan Bagan Struktur Organisasi Perawat Per Tim Ruang Aster







DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Perbedaan Metode Tim, Primary Nursing dan Metode Primer Modifikasi



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
       Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi yang mencakup kegiatan koordinasi dan supervise staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi. Pengertian dari organisasi sendiri adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan pengertian dari Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional.
       Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan professional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi manjemen , yaitu perencanaan ,pengorganisasian ,motivasi, dan pengendalian .Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan ketrampilan-ketrampilan teknis, hubungan antar manusia dan konseptual yang mendukung tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna kepada klien. Pengorganisasian yang merupakan fungsi kedua dalam manajemen adalah suatu proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian, hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi (Nursalam, cit Grant & Massey 1999).
       Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain itu, struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan. Pada umumnya struktur organisasi digambarkan dalam suatu bagan yang disebut bagan organisasi.
       Bagan organisasi adalah suatu gambar struktur organisasi yang formal, dimana dalam gambar tersebut ada garis-garis (instruksi dan koordinasi) yang menunjukkan wewenang dan hubungan komunikasi formal, yang tersusun secara hierarki. Tujuan struktur organisasi di dalam Rumah Sakit adalah untuk mempermudah penugasan, pengawasan, dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya, dan dapat melakukan koordinasi aktivitas secara horizontal dan vertikal baik pada perawat maupun non perawat (Supriyanto, 2006).
Rumah Sakit Umum RSUD Muntilan. sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan dan rumah sakit pendidikan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi pada kepentingan masyarakat. Untuk mewujudkan tercapainya tujuan tersebut, maka Rumah Sakit perlu didukung dengan adanya organisasi yang mantap dan manajemen yang baik dengan berorientasi pada mutu pelayanan yang baik.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di ruang Aster belum terpasang bagan struktur organisasi perawat per tim, dikarenakan ketua per tim masih mengalami perubahan. Namun saat ini ketua per tim sudah disusun sehingga kami bermaksud membuat bagan struktur organisasi perawat per tim. Hal itu bertujuan agar pasien dan keluarga pasien dapat dapat mengetahui nama-nama perawat yang bertugas di ruang Aster RSUD Muntilan Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
Dalam sebuah rumah sakit dimana sebagian besar pengunjungnya adalah orang baru yang belum mengerti dengan jelas tata letak rumah sakit sangat diperlukan adanya petunjuk letak ruang-ruang dalam rumah sakit tersebut atau yang lazim disebut denah. Meskipun perannya tidak sentral namun denah sangat membantu pengunjung yang pertamakali datang kerumah sakit sehingga kebingungan mengenai letak ruang-ruang dalam rumah sakit yang dikunjungi dapat teratasi. Khusus di ruang Aster sendiri belum ada denah ruangan sehingga kami bermaksud membuat denah ruangan yang dapat membantu pengunjung mengetahui letak rawat inap pasien yang hendak dikunjunginya.

B.  Tujuan
1.   Terdapat denah ruang Aster  sehingga mempermudah pengunjung mencari ruangan rawat inap pasien yang dikunjungi.
2.   Terdapat bagan struktur organisasi perawat per tim sehingga pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui nama-nama perawat yang bertugas di ruang Aster









BAB II
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

A.    Pembuatan Denah Ruangan
1.         Rencana Langkah-langkah

Tabel 1.
Rencana Langkah-Langkah Pembuatan Denah Ruangan
Di Ruang Aster RSUD Muntilan Kabupaten Magelang

No.
Kegiatan
Pelaksana
Sasaran
Tujuan
Waktu
Tempat
1.
Persiapan:
Mencari data yang dibutuhkan dalam pembuatan denah ruang.
Tavip Hamdani, S.Kep
Ruang Aster RSUD Muntilan dan Studi Pustaka

Memperoleh data yang dibutuhkan.

13
November 2012
Ruang  Aster RSUD Muntilan dan Internet

2.
Konsultasi dengan kepala ruang Aster tentang pembuatan denah ruang.
Tavip Hamdani, S.Kep
Kepala Ruang Aster RSUD Muntilan

Memperoleh saran atau masukan dalam  pembuatan denah ruang.
15 Desember 2012
Ruang Aster
3.
Konsultasi dengan preceptor tentang masukan yang telah diberikan oleh kepala ruang Aster.
Tavip Hamdani, S.Kep
Preceptor


Memperoleh saran atau masukan dalam pembuatan denah ruang.
16 Desember 2012
Ruang Aster

4.
Membuat perencanaan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan denah ruang.
Tavip Hamdani, S.Kep
Alat dan bahan untuk pembuatan denah
Memperoleh alat dan bahan yang dibutuhkan


19 Desember 2012
Base Camp dan Toko Alat Tulis

5.
Pelaksanaan:
Membuat sketsa denah yang akan disusun
Tavip Hamdani, S.Kep
Denah ruang ASTER
Terbentuk sketsa denah ruang ASTER
20 November 2012
Ruang Aster
6.
Konsultasi dengan preceptor, kepala ruang Aster dan pembimbing akademik.

Tavip Hamdani, S.Kep
Preceptor, kepala ruang Aster dan pembimbing akademik
Memperoleh saran dan masukan untuk pembuatan denah
21 November
2012
Bidang Keperawatan, Ruang  Aster, Perpustakaan
7.
Mendesain Denah Ruangan Aster
Tavip Hamdani, S.Kep
Denah ruang Aster
Terbentuknya denah ruang Aster
21 November 2012
Base Camp dan Tempat Membingkai
8.
Sosialisasi denah dengan perawat dan pasien.
Tavip Hamdani, S.Kep
Perawat dan pasien
Sosialisasi denah ruangan Aster
23
November 2012
Ruang  Aster
9.
Menempelkan denah di tempat yang strategis.
Tavip Hamdani, S.Kep
Dinding luar ruang Aster
Terpasang denah ruang Aster
24-25 November 2012
Ruang Aster
9.
Evaluasi :
Evaluasi dilakukan dengan mengecek rencana pelaksanaan yang telah terealisasi serta memantau manfaat terpasangnya denah ruang
Tavip Hamdani, S.Kep
Denah ruang Aster
Mengevaluasi penempatan denah di ruang Aster dan mengevaluasi manfaat terpasangnya denah ruang.
26 - 30  November  2012

Ruang  Aster


2.         Plan of Action (POA)
Tabel 1.1
Rencana dan Waktu Pelaksanaan Pengadaan Denah Ruangan
Di Ruang ASTER RSUD Muntilan

No.
Kegiatan
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
1.











2.













3.

Persiapan:
a.     Mencari data yang dibutuhkan dalam pembuatan denah ruang.
b.     Konsultasi dengan kepala ruang Aster tentang pembuatan denah ruang.
c.     Konsultasi dengan preceptor tentang masukan yang telah diberikan oleh kepala ruang Aster.
d.    Membuat perencanaan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan denah ruang.

Pelaksanaan
a.     Membuat sketsa denah yang akan disusun
b.     Konsultasi dengan preceptor, kepala ruang Aster dan pembimbing akademik.
c.     Menyusun ulang denah yang telah disetujui serta mencetak dan membingkai denah
d.    Sosialisasi denah dengan perawat dan pasien
e.     Menempelkan denah di tempat yang strategis.

Evaluasi:
Evaluasi dilakukan dengan mengecek rencana pelaksanaan yang telah terealisasi serta memantau manfaat terpasangnya denah ruang
X√




X√





X√










































X√


















X


X

































X
















X





























X√



Keterangan :
X       = Perencanaan
√        = Pelaksanaan


3.         Anggaran Biaya

Tabel 1.2

Anggaran Biaya Pengadaan Denah Ruangan

Di Ruang ASTER RSUD Muntilan

No.
Kebutuhan
Pengeluaran
1.
2.
3.
Desain Denah
Cetak Denah
Laminasi Denah
Rp.10.000 ,00
Rp. 20.000,00
Rp. 5.000,00
Jumlah
Rp.35.000 ,00

4.         Hasil dan Evaluasi

Tabel 1.3
Evaluasi Pembuatan Denah Ruangan
Di Ruang Aster RSUD Muntilan

No.
Kriteria Evaluasi
Sebelum
Sesudah
Ya
Tidak
Ya
Tidak
1

Mempunyai denah ruang
     
    

Jumlah

1
1


100%
100%


Berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh dalam pelaksanaan pembuatan denah ruang Aster didapatkan hasil bahwa ruang Aster yang dulunya tidak memiliki denah menjadi memiliki denah ruang sehingga dapat disimpulkan bahwa target tercapai seluruhnya yaitu 100%. Selain itu sudah ada pengunjung yang memanfaatkan terpasangnya denah ruang yaitu pengunjung mencocokkan no bed pasien yang ada di dalam daftar nama pasien dengan no bed di didalam denah sehingga pengunjung dapat mengetahui letak bed pasien tanpa harus bertanya kepada perawat.




5.         Faktor Pendukung
a.         Adanya dukungan dan bantuan dari kepala ruang, preceptor dan semua staff perawat di ruang Aster sehingga sangat membantu proses pembuatan denah ruang.
b.        Adanya saran atau masukan dari kepala ruang, preceptor dan pembimbing akademik.
c.         Adanya kerja sama dan bantuan dari anggota kelompok manajemen keperawatan.

6.         Faktor Penghambat
Adanya keterbatasan waktu dalam mencari literature dan keterbatasan ide dalam hal mendesain denah sehingga penyusunan denah kadang kurang maksimal.

7.         Rencana Tindak Lanjut
Denah ruang diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga dapat mempermudah pengunjung dalam mencari ruang rawat inap pasien yang dikunjungi, sedangkan bagi perawat denah ruang dapat bermanfaat sebagai media dalam penyampaian informasi pada pengunjung tentang letak-letak ruangan.



B.     Pembuatan Bagan Struktur Organisasi Perawat Per Tim
1.      Rencana Langkah-langkah

Tabel 2
Rencana Langkah-Langkah Pembuatan Bagan Struktur Organisasi Perawat Per Tim
Di Ruang Aster RSUD Muntilan Kabupaten Magelang

No.
Kegiatan
Pelaksana
Sasaran
Tujuan
Waktu
Tempat
1.
Persiapan:
Mencari informasi tentang data yang dibutuhkan dalam pembuatan bagan struktur organisasi perawat per tim.
Tavip Hamdani, S.Kep
Kepala Ruang Aster dan Studi Pustaka

Menmperoleh data yang dibutuhkan.

13 November 2012
Ruang  Aster RSUD Muntilan dan Internet

2.
Konsultasi dengan kepala ruang Aster tentang pembuatan bagan struktur organisasi perawat per tim.
Tavip Hamdani, S.Kep
Kepala Ruang Aster

Memperoleh saran atau masukan dalam  pembuatan denah ruang.
14 November 2012
Ruang Aster

3.
Konsultasi dengan preceptor tentang masukan yang telah diberikan oleh kepala ruang Aster.
Tavip Hamdani, S.Kep
Preceptor


Memperoleh saran atau masukan dalam pembuatan denah ruang.
16 November 2012
Bidang  Keperawatan

4.
Membuat perencanaan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan bagan struktur organisasi perawat per tim.
Tavip Hamdani, S.Kep
Bahan untuk pembuatan bagan struktur organisasi perawat per tim.
Memperoleh bahan yang dibutuhkan


 17 November 2012

Toko Alat Tulis
5.
Pelaksanaan:
Membuat contoh tulisan bagan struktur organisasi perawat per tim di setiap ruang pasien
Tavip Hamdani, S.Kep
Bagan struktur organisasi perawat per tim.
Terbentuk contoh bagan struktur organisasi perawat per tim.
18-20 November 2012
Ruang Aster
6.
Konsultasi dengan preceptor, kepala ruang Aster dan pembimbing akademik.

Tavip Hamdani, S.Kep
Preceptor, kepala ruang Aster dan pembimbing akademik
Memperoleh saran dan masukan untuk pembuatan bagan struktur organisasi perawat per tim.
21 November 2012
Ruang  Aster
7.
Menyusun ulang bagan struktur organisasi perawat per tim yang telah disetujui serta mencetak dan melaminating.
Tavip Hamdani, S.Kep
Bagan struktur organisasi perawat per tim.
Terbentuknya bagan struktur organisasi perawat per tim.
 22-23 November 2012
Rental Komputer
8.
Sosialisasi bagan struktur organisasi perawat per tim ruang Aster pada perawat dan pasien
Tavip Hamdani, S.Kep
Perawat dan pasien
Sosialisasi bagan struktur organisasi perawat per tim.
24 November 2012
Ruang  Aster
9.
Menempelkan bagan struktur organisasi perawat per tim di setiap bed pasien
Tavip Hamdani, S.Kep
Dinding ruangan pasien
Terpasang bagan struktur organisasi perawat per tim di setiap ruang pasien
24-25 November 2012
Ruang  Aster
9.
Evaluasi :
Evaluasi dilakukan dengan mengecek rencana pelaksanaan yang telah terealisasi dan manfaat terpasangnya bagan struktur organisasi perawat per tim
Tavip Hamdani
Denah ruang ASTER
Mengevaluasi penempelan bagan struktur organisasi perawat per tim di setiap bed pasien di ruang ASTER
26-30 Desember 2012

Ruang  Aster



2.               Plan of Action (POA)

Tabel 2.1
Rencana dan Waktu Pelaksanaan Pembaharuan Struktur Organisasi Bangsal dan Pembuatan
Bagan Struktur Organisasi Perawat Per Tim
Di Ruang Aster RSUD Muntilan

No.
Kegiatan
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
1.











2.













3.

Persiapan:
a.     Mencari informasi tentang data yang dibutuhkan dalam pembuatan bagan struktur organisasi perawat per tim.
b.     Konsultasi dengan kepala ruang Aster tentang pembuatan bagan struktur organisasi perawat per tim.
c.     Konsultasi dengan preceptor tentang masukan yang telah diberikan oleh kepala ruang Aster.
d.    Membuat perencanaan bahan yang dibutuhkan dalam pembaharuan dan pembuatan bagan struktur organisasi perawat per tim.
Pelaksanaan
a.     Membuat contoh tulisan bagan struktur organisasi perawat per tim.
b.     Konsultasi dengan preceptor, kepala ruang Aster dan pembimbing akademik.
c.     Menyusun ulang bagan struktur organisasi perawat per tim yang telah di setujui serta mencetak denah, foto dan melaminating.
d.    Sosialisasi bagan struktur organisasi perawat per tim pada perawat dan pasien.
e.     Menempelkan bagan struktur organisasi perawat per tim di setiap bed pasien

Evaluasi:
Evaluasi dilakukan dengan mengecek rencana pelaksanaan yang telah terealisasi dan manfaat terpasangnya bagan struktur organisasi perawat per tim


x√





x√












x√













x√

















x√






















































x√






















x√

















































x√


x


































































x√


Keterangan :
X       = Perencanaan
√        = Pelaksanaan


3.         Anggaran Biaya

Tabel 2.2

Anggaran Biaya Pembuatan Bagan Struktur Organisasi Perawat Per Tim

Di Ruang Aster RSUD Muntilan Kabupaten Magelang

No.
Kebutuhan
Pengeluaran
1.
2.
3.
Edit dan print bagan
Laminating
Cetak foto
Rp.25.000,00
Rp.14.000 ,00
Rp. 25.000,00

Jumlah
Rp. 64.000,00


4.         Hasil dan Evaluasi

Tabel 2.3
Evaluasi  Pembaharuan Struktur Organisasi Ruangan dan Pembuatan Bagan Struktur Organisasi Perawat Per Tim
Di Ruang Aster RSUD Muntilan Kabupaten Magelang

No.
Kriteria Evaluasi
Sebelum
Sesudah
Ya
Tidak
Ya
Tidak
1.




2.

Memperbaharui Struktur Organisasi ruangan

Mempunyai bagan struktur organisasi perawat per tim di setiap ruang pasien

     





    






Jumlah

1
1


100%
100%


Berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh dalam pelaksanaan pembaharuan struktur organisasi ruangan dan pembuatan bagan struktur organisasi perawat per tim ruang Aster didapatkan hasil bahwa ruang Aster yang dulunya belum memperbaharui struktur organisasi ruangan dan tidak memiliki bagan struktur organisasi perawat per tim menjadi di memiliki sehingga dapat disimpulkan bahwa target tercapai seluruhnya yaitu 100%.



5.      Faktor Pendukung
a.  Adanya dukungan dan bantuan dari kepala ruang, preceptor dan semua staff perawat di ruang Aster sehingga sangat membantu proses pembuatan  bagan struktur organisasi perawat per tim di setiap bed pasien.
b. Adanya saran atau masukan dari kepala ruang, preceptor dan pembimbing akademik.
c.  Adanya kerja sama dan bantuan dari anggota kelompok manajemen keperawatan.

6.      Faktor Penghambat
Adanya keterbatasan waktu sangat berpengaruh dalam hal mendisain tulisan serta warna sehingga penyusunan bagan struktur organisasi perawat per tim sering mendapat revisi dan waktu pengerjaan mundur dari waktu yang direncanakan. Dan pencetakan struktur tim membutuhkan waktu yang agak lama.

7.      Rencana Tindak Lanjut
Bagan struktur organisasi perawat per tim diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui nama-nama perawat yang bertugas di ruang Aster.





BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

  1. Kesimpulan
Ruang Aster yang dahulunya belum mempunyai denah ruangan sekarang sudah mempunyai denah ruangan. Pembuatan denah Ruang Aster RSUD Muntilan Kabupaten Magelang dikatakan tercapai karena denah sudah terpasang diruangan sehingga dapat mempermudah bagi pasien, pengunjung untuk mencari ruangan yang akan dituju. Sedangkan bagan struktur organisasi perawat per tim juga tercapai dikarenakan bagan struktur organisasi perawat per tim sudah terpasang di semua bed pasien sehingga pasien dan pengunjung dapat mengetahui nama-nama perawat yang bertugas di ruang Aster RSUD Muntilan.
  1. Saran
1.      Mengoptimalkan penggunaan denah sebagai petunjuk bagi pasien dan keluarga yang berkunjung diruang Aster RSUD Muntilan Kabupaten Magelang.
2.      Mengoptimalkan penggunaan bagan struktur organisasi perawat per tim sehingga pasien dan pengunjung dapat mengetahui nama-nama perawat yang bertugas di ruang Aster RSUD Muntilan ..









DAFTAR PUSTAKA
Grant, A. B & Massey, VH. 1999. Nursing Leadership Management, and Research.
Pennsylvania: Springhouse Corporation.


Supriyanto, H. 2006. Manajemen Bangsal Keperawatan. Erlangga. Jakarta
Swanburg. C. 2000. Alih Bahasa Samba.Suharyati. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Untuk Perawat Klinis. EGC. Jakarta
























LAMPIRAN




              PERBEDAAN METODE TIM , PRIMARY NURSING
DAN METODE PRIMER MODIFIKASI
Metode Tim
Metode Primary Nursing
Metode Primer Modifikasi
Suatu model asuhan yang dilaksanakan oleh suatu    tim terhadap  satu atau sekelompok klien atau pasien. Tim dipimpin oleh seorang perawat yang secara klinis kompeten, mempunyai kemampuan yang baik dalam komunikasi, mengorganisasi dan memimpin. Dalam metode ini, tim dapat terdiri dari pelaksana asuhan dengan level kemampuan yang berbeda tetapi semua aktifitas tim harus terkoordinasi secara baik. Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok atau ketua tim.

Keuntungan:
a.Memfasilitasi pelayanan  keperawatan komprehensif
b.Memungkinkan pencapaian proses keperawatan
c.Konflik atau perbedaan pendapat antar staf daapt ditekan melalui rapat tim
d.Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
e.Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif.

Kerugian:
a. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat.
b. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.

                                    Pengorganisasian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh satu orang “registered nurse” sebagai perawat primer yang bertanggung jawab dalam asuhan keperawatan selama 24 jam terhadap klien yang menjadi tanggung jawabnya mulai dari masuk sampai pulang dari rumah sakit. Apabila perawat primer libur atau cuti tanggung jawab dalam asuhan keperawatan klien diserahkan pada teman kerjanya yang satu level atau satu tingkat pengalaman dan keterampilannya (associate nurse).
Keuntungan:
a.Model praktek keperawatan     profesional dapat dilakukan atau diterapkan
b.Memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif
c.Memungkinkan penerapan proses keperawatan
d.Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
e.Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan

Kerugian:
a.Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
b.Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain

                                          Metode primer modifikasi  merupakan kombinasi dari metode tim dan primer, diharapkan kontinuitas asuhan keperawatan dan akontabilitas asuhan keperawatan terdapat pada perawat primer. Pelayanan keperawatan sebagai inti dari praktik keperawatan professional menuntut kemampuan perawat untuk dapat berperan sebagai pengelola pelayanan keperawata  melalui pelaksanaan MPKP sehingga mutu asuhan keperawatan dapat ditingkatkan.

Penetapan metode ini didasarkan pada beberapa alasan yaitu:
a.Pada metode primer pemberian  asuhan dilakukan secara berkesinambungan sehingga memungkinkan adanya tanggung jawab dan tanggung gugat yang merupakan esensi dari suatu pelayanan professional.
b.Terdapat satu perawat profesional yang disebut dengan perawat primer, yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas asuhan keperawatan yang diberikan. Pada MPKP perawat primer adalah S.Kep/Ners
c.Dalam keperawatan primer  hubungan profesional dapat ditingkatkan terutama dengan profesi lain karena ada satu orang perawat primer (PP) yang memahami kondisi klien secara detail sehingga mampu melakukan hubungan kolaborasi secara optimal.
d.Metode keperawatan primer tidak digunakan secara murni karena membutuhkan jumlah tenaga S. Kep/ Ners yang lebih banyak, karena setiap PP hanya merawat 4-5 klien dan metode primer modifikasi setiap PP merawat 9-10 klien
e.Saat ini terdapat jenis tenaga keperawatan dengan kemampuan yang berbeda-beda. Kombinasi  metode tim dan keperawatan primer menjadi penting karena perawat dengan kemampuan yang lebih tinggi dapat mengarahkan dan membimbing perawat lain dibawah tanggung jawabnya.
f.Metode tim tidak digunakan secara murni karena tanggung jawab asuhan keperawatan terfragmentasi pada berbagai anggota tim, sehingga sulit menetapkan siapa yang bertanggung jawab dan bertanggunb gugat atas semua asuhan yang diberikan.









Share this on your favourite network

0 komentar:

Posting Komentar

null
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS