SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Mata Ajar :
Keperawatan Anak
Pokok Bahasan :
Penyakit Kulit dan Kelamin
Sub Pokok Bahasan : Dermatitis
Sasaran :
Keluarga klien Poliklinik Anak
Waktu :
1 x 30 menit
Hari/Tanggal :
Jum’at, 24 Desember 2004
Penyaji :
Mahasiswa Profesi PSIK FK UGM
I.
ANALISA SITUASI
a. Obyek/Sasaran
Obyek/sasaran adalah keluarga klien
dalam hal ini sebagai pengantar dan penunggu klien yang notabene adalah orang
terdekat klien poliklinik anak.
b. Ruang
Penyuluhan diadakan di ruang tunggu
klien dengan background gambar-gambar bertemakan anak dan dengan warna cat
didominasi warna kuning. Tersedia OHP sebagai fasilitas untuk menyampaikan
informasi.
c. Subyek/Penyaji
Mahasiswa Profesi PSIK FK UGM Stase
Keperawatan Anak
II.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mempelajari konsep
Dermatitis keluarga klien diharapkan mampu mengenal, mencegah dan mengatasi
masalah dermatitis dalam keluarga.
III.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah proses pembelajaran,
mahasiswa diharapkan mampu :
1.
Memahami pengertian Dermatitis
2. Memahami etiologi Dermatitis
3. Mengetahui manifestasi klinik Dermatitis
4. Memahami pencegahan Dermatitis
5. Memahami penatalaksanaan Dermatitis
IV.
POKOK BAHASAN/MATERI
1.
Pengertian Dermatitis
2. Etiologi Dermatitis
3. Manifestasi klinik Dermatitis
4. Pencegahan Dermatitis
4. Penatalaksanaan Dermatitis
V.
PENDEKATAN DAN METODE
a. Pendekatan : Deduktif
b. Metode
: 1.
Ceramah
2.
Tanya-jawab
VI.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
No
|
Tahap
|
Waktu
|
Kegiatan Pengajar
|
Subyek Belajar
|
1
2
3
|
Pembukaan
Pengembangan
Penutup
|
4
menit
20 menit
6 menit
|
? Memberi
salam
? Memfokuskan
materi dengan bercerita
? Menjelaskan
tujuan pembelajaran
? Menjelaskan
Pengertian Dermatitis
? Menjelaskan
Etiologi dermatitis
? Memberi
kesempatan audiens untuk bertanya
? Menjawab
pertanyaan
? Menjelaskan
Manifestasi klinis dermatitis
? Menjelaskan
penatalaksanaan dermatitis
? Memberi
kesempatan audience untuk berta-nya
? Menjawab
pertanyaan
? Bersama-sama
keluarga klien merangkum ma-teri yang telah disam-paikan
? Menjelaskan
prosedur evaluasi
? Memberikan
evaluasi secara lisan
? Memberi
salam penu-tup
|
?
Menjawab salam
?
Memperhatikan dengan seksama
?
Memperhatikan
?
Mendengarkan dan mencatat
?
Memperhatikan dan mencatat
?
Mengajukan per-tanyaan
?
Menjawab/mengajukan pendapat
?
Memperhatikan dan mencatat
?
Memperhatikan dan mencatat
?
Mengajukan pertanyaan
?
Menjawab/mengajukan pendapat
?
Memperhatikan dan mencatat
? Memperhatikan
? Menjawab
pertanyaan evaluasi
? Menjawab
salam
|
VII.
SUMBER
Lab/UPF Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. (2000). Pedoman Diagnosis dan Terapi. Surabaya : Panitia Medik
Farmasi dan Terapi RSUD Dr. Soetomo.
Mansjoer, A. (2000). Kapita
Selekta Kedokteran. Ed. 3, Cet. 1. Jakarta : Media Aesculapius.
Marenstein, GB. (2002). Buku
Pegangan Pediatri. Edisi 17. Jakarta : Widya Medika.
Staf Pengajar IKA FK UI. (2001). Ilmu
Kesehatan Anak.Cet. 6. Jakarta : Bagian IKA FK UI.
Handout and Health : Atopic
Dermatitis, 2003, www.niams.nih.gov.
VIII. MEDIA/ALAT
Media yang
digunakan :
1)
Over Head Projector (OHP)
2) Materi transparan
3) Gambar
4) Leaflet
IX.
PELAKSANA
1. Penyuluh : Nafiatun Khasanah
2. Moderator : Tuti Seniwati
3. Notulen : Anik Suwarni
4. Observer : Siswoyo
5. Fasilitator : Ayu Khuzaimah K & Erwi Rochma P.
X.
EVALUASI
a. Evaluasi diberikan segera setelah materi pokok
telah disampaikan.
b. Jenis evaluasi berupa pertanyaan terbuka secara
lisan.
DERMATITIS
A. Definisi
Dermatitis merupakan epidermo-dermitis dengan gejala
subyektif pruritus. Obyektif tampak inflamasi eritema, vesikulasi, eksudasi,
dan pembentukan sisik. Tanda-tanda poliorfi tersebut tidak selalu timbul pada
saat yang sama. Penyakit bertendensi residif dan menjadi kronis.
B. Sinonim
Unitaris : Ekzema
dan dermatitis dianggap sinonim. Anggapan ini yang berasal dari kontinen Eropa,
dan tidak dianut lagi.
Dualistis : Ekzema
dan dermatitis merupakan nama yang tidak sinonim . Anggapan dualistis sekarang
dianut di semua negeri. Semua kelainan dianggap dermatitis dan dengan demikian
dicari faktor-faktor penyebab.Yang dulu disebut eczema adalah salah satu bentuk
dermatitis, yaitu yang dinamakan dermatitis atopik.
C. Etiologi
Penyebab dermatitis kadang-kadang
tidak diketahui. Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen,
misalnya zat kimia, protein, bakteri, dan fungus. Respon tersebut dapat
berhubungan dengan alergi. Alergi ialah perubahan kemampuan tubuh yang didapat
dan spesifik untuk bereaksi.
Reaksi alergi terjadi atas dasar
interaksi antara antigen dan antibody. Karena banyaknya agen penyebab, ada anggapan
bahwa nama dermatitis digunakan sebagai nama “tong sampah” (catch basket term).
Banyak penyakit alergi yang disertai tanda-tanda polimorfi disebut dermatitis.
D. Tipe-Tipe Dermatitis
1.
Dermatitis kontak alergi
Kemerahan, gatal-gatal, melepuh, terjadi saat ada kontak
dengan substansi dimana sistem imun tubuh mengenalinya sebagai benda asing,
misalnya tidak cocok dengan lotion tertentu.
2.
Dermatitis atopi
Penyakit kulit kronis yang dimanifestasikan dengan
gatal-gatal dan inflamasi kulit.
3.
Ekzema kontak
Suatu reaksi yang terlokalisir dengan tanda-tanda :
kemerahan, gatal, dan rasa terbakar. Ini terjadi karena kulit kontak dengan
alergen atau bahan-bahan iritan seperti asam, bahan pembersih, atau bahan kimia
lainnya.
4.
Ekzema dishidrotik
Iritasi kulit yang terjadi pada jari-jari tangan dan
sela-sela jari kaki, yang ditandai dengan lepuh dalam, gatal dan nyeri
terbakar.
5.
Neurodermatitis
Patch yang terdapat di kepala, kaki bagian bawah,
pergelangan atau lengan bagian dalam yang disebabkan oleg gatal yang terlokalisir
(misalnya karena gigitan serangga) yang akhirnya menjadi iritasi.
6.
Ekzema nummular
Patch berbentuk coin di lengan,
punggung, kaki bawah, yang kemungkinan timbul krusta, bersisik dan gatal
sekali.
7.
Ekzema seboroik
Warna kekuningan, berminyak, scalling patch, terdapat di
wajah atau bagian tubuh lainnya.
8.
Dermatitis stasis
Iritasi pada kulit pada kaki bawah, biasanya berhubungan
dengan gangguan sirkulasi.
E. Manifestasi Klinis
Subyektif ada tanda-tanda radang
akut, terutama pruritus (sebagai pengganti dolor). Selain itu terdapat pula
kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), pembengkakan (edema), dan gangguan
fungsi kulit (fungsio laesa).
Obyektif biasanya batas kelainan
tidak tegas dan terdapat lesi polimorfi, yang dapat timbul secara serentak atau
berturut-turut. Pada permukaan timbul eritema dan edema. Edema sangat jelas
pada kulit yang longgar, misalnya muka (terutama palpebra dan bibir) dan
genetalia eksterna. Infiltrasi biasanya terdiri atas papul.
Dermatitis madidans (basah) berarti
terdapat eksudasi. Disana-sini terdapat sumber dermatitis, artinya terdapat
vesikel-vesikel pungtiformis yang berkelompok dan kemudian membesar. Kelainan
tersebut dapat disertai bula atau pustule, jika desertai infeksi.
Dermatitis sika (kering) berarti
tidak madidans. Bila gelembung-gelembung mongering maka akan terlihat erosi
atau ekskoriasi dengan krusta. Hal ini berarti dermatitis menjadi kering
disebut dermatitis sika. Pada stadium tersebut terjadi deskuamasi, artinya
timbul sisik-sisik. Bila proses menjadi kronis tampak likenifikasi dan sebagai
sekuele terlihat hiperpigmentasi atau hipopigmentasi.
E. Histopatologi
Pada dermatitis akut kelainan di
epidermis berupa vesikel atau bula, spongiosis, edema intrasel, dan
eksositosis, terutama sel mononuclear. Kadang-kadang tampak krusta menutupi
epidermis. Dermis sembab, pembuluh darah melebar, disekitarnya terdapat sebukan
sel radang mononuclear.
Kelainan pada stadium subakut hampir
seperti pada stadium akut; jumlah vesikel sedikit dan lebih kecil, spongiosis
masih jelas; kelainan di dermis menyerupai stadium akut.
Pada stadium kronis perubahan yang
terlihat terutama akantosis, rete ridges memanjang, parakeratosis, dan
hyperkeratosis. Spongiosis ringan kadang-kadang terlihat, sedangkan vesikel
idak lagi ditemukan. Perubahan dalam dermis berupa penebalan jaringan kolagen,
fibroblast bertambah banyak, serta pembuluh darah kapiler bertambah dan
dindingnya menebal. Sebukan sel radang menahun ditemukan di sekitar pembuluh
darah dermis bagian atas.
F. Penatalaksanaan
1. Sistemik
Pada kasus dermatitis ringan diberi antihistamin, atau
kombinasi antihistamin-antiserotonin, antibradikinin, anti-SRS-A, dsb. Pada
kasus perat dapat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
2. Topikal
Prinsip umum terapi topical diuraikan dibawah ini :
- Dermatitis basah (madidans) harus diobati
dengan kompres terbuka. Dermatitis kering (sika) diobati dengan krim atau
salep.
- Makin berat atau akut penyakitnya, makin
rendah presentasi obat spesifik.
- Bila dermatitis akut, diberi kompres. Bila sub
akut, diberi losio (bedak kocok), pasta, krim, atau linimentum (pasta
pendigin). Bila kronik diberi salep.
-
Pada dermatitis sika, bila
superficial, diberikan bedak, losio, krim, atau pasta; bila kronik diberikan
salep. Krim diberikan pada daerah berambut, sedangkan pasta pada daerah tidak
berambut. Penetrasi salaep lebih besar daripada krim.
-
Share this on your favourite network
0 komentar:
Posting Komentar