SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Penyakit Hubungan
Seksual
Sub Pokok Bahasan : Penyakit GONORE
Sasaran : Pasien
dan keluarga pengunjung Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Sardjito
Jogjakarta
Waktu : 09.00 - 19.15 WIB (15 menit)
Hari/tanggal : Jumat, 20
Agustus 2004
Tempat
:
Ruang tunggu Poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUP Dr. Sardjito Jogjakarta
Pengorganisasian : 1. Moderator : Masri DG. Taha
2.
Penyaji : Suhartanto
3. Observer : Dewi Ariani
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu
negara yang tidak dapat lepas dari arus globalisasi dimana terjadi keterbukaan
informasi sehingga batasan ruang dan waktu semakin menyempit. Globalisasi
selain memberikan efek positif ternyata juga membawa efek negatif. Dalam bidang
kesehatan, globalisasi membawa efek berupa perubahan perilaku kearah tidak
sehat seperti makin meluasnya penggunaan obat-obat terlarang, seks bebas, dan
lain-lain. Seks bebas sendiri dapat menjadi sarana penularan Penyakit Menular
Seksual (PMS) termasuk halnya penyakit gonore atau kencing nanah.
Berdasarkan data 10 penyakit yang
terbanyak di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Sardjito Jogjakarta,
penyakit gonore merupakan salah satu penyakit yang terbanyak kasusnya.
Berdasarkan hal tersebut dan adanya keinginan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat khususnya pengunjung Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Sardjito,
maka direncanakan kegiatan penyuluhan mengenai penyakit gonore ini.
Tujuan Umum
Setelah
mengikuti penyuluhan kesehatan, pasien dan keluarga yang berkunjung ke
Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Sardjito Jogjakarta, mampu memahami
tentang penyakit gonore.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti
penyuluhan kesehatan selama 1 x 15 menit diharapkan pasien dan keluarga
yang berkunjung ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Sardjito Jogjakarta
dapat:
1. Menjelaskan pengertian
penyakit gonore
2. Menyebutkan penyebab dari
penyakit gonore
3. Menjelaskan tanda dan
gejala dari penyakit gonore
4. Menjelaskan cara pencegahan dari penyakit gonore
5. Menjelaskan penatalaksanaan
penyakit gonore.
Metode
Ceramah dan tanya jawab
Media
1. OHP (Over Head
Projector)
2. Leaflet
Isi Materi
1.
Pengertian penyakit gonore
2.
Penyebab penyakit gonore
3.
Tanda dan gejala penyakit
gonore
4.
Pencegahan penyakit gonore
5.
Penatalaksanaan dari penyakit
gonore.
Pembagian
No
|
Kegiatan
|
Respon Peserta
|
Waktu
|
1
|
Pendahuluan
-
Menyampaikan salam
-
Menjelaskan tujuan
-
Apersepsi
|
-
Membalas salam
-
Mendengarkan
-
Memberikan respon
|
2 menit
|
2
|
Penyampaian
materi
-
Pengertian penyakit gonore
-
Penyebab penyakit gonore
-
Tanda dan gejala penyakit
gonore
-
Pencegahan penyakit gonore
-
Penatalaksanaan penyakit
gonore
|
-
Mendengarkan dan
memperhatikan
|
10 menit
|
3
|
Penutup
-
Tanya jawab
-
Menyimpulkan hasil materi
-
Salam
|
-
Menyampaikan jawaban
-
Mendengarkan
-
Menjawab salam
|
3 menit
|
Setting Tempat
Peserta duduk dikursi panjang, penyaji di depannya
Evaluasi
1.
Kegiatan: jadwal, tempat, alat
bantu/media, pengorganisasian, proses penyuluhan.
2.
Hasil penyuluhan: memberi
pertanyaan pada pasien dan keluarga yang mengikuti penyuluhan di Poliklinik
Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Sardjito Jogjakarta tentang:
a.
Apakah yang dimaksud dengan
penyakit gonore?
b.
Sebutkan tanda dan gejala dari
penyakit gonore!
c.
Bagaimana pencegahan penyakit gonore?
Susunan Acara Pelaksanaan
No
|
Waktu
|
Acara
|
Petugas
|
1.
2.
3.
|
09.00-09.05
09.05-09.20
09.20-09.30
|
Pembukaan
Penyampaian materi
Diskusi dan penutup
|
Masri DG Taha
Suhartanto
Masri DG Taha
|
TUGAS KELOMPOK STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT GONORE
JOGJAKARTA, 20 AGUSTUS 2004
Disusun Oleh :
EMULYANI
DEWI ARIANI
SUHARTANTO
MASRI DG TAHA
PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2004
Materi Penyuluhan
A. Penyakit Menular Seksual (PMS)
adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu
orang ke orang lain melalui kontak seksual (US. Department of Health and Human
Services – Public Health Service).
Kontak seksual tidak hanya hubungan seksual melalui alat
kelamin, tapi juga melalui ciuman, kontak oral-genital, dan pemakaian mainan
seksual. Sebenarnya tidak ada kontak seksual yang dapat benar-benar disebut
seks aman, satu-satunya yang benar-benar aman adalah abstinensia.
Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) merupakan
kelompok umur yang memiliki resiko paling tinggi untuk tertular PMS.
Hampir seluruh PMS dapat diobati, tapi yang mudah
diobati sekalipun seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai
antibiotik generasi lama. Herpes, AIDS dan kutil kelamin merupakan PMS yang
disebabkan oleh virus sehingga tidak dapat disembuhkan.
B. Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual
1. Trikomoniasis
2. Kondiloma akuminata dan human papiloma virus
3. Herpes simplek
4. Sifilis
5. Vaginosis bakterial
6. Ulkus mole
7. Clamidia
8. Gonore
9. Hepatitis B
10. AIDS (Acquired Immunde Deficiency Syndrome)
C. GONORE
Disebabkan oleh bakteri Neisceria gonorrhoeae dan dapat
menginfeksi pria maupun wanita. Biasanya hanya menyerang daerah kelamin tapi
juga dapat menyerang tubuh yang lain.
Gejala: biasanya muncul 2-10 hari setelah hubungan
seksual. Kadang gejala sangat ringan bahkan pada beberapa kasus tanpa gejala
sama sekali.
-
Nanah keputihan dan kekuningan
yang keluar dari penis
-
Rasa panas seperti terbakar
pada saat buang air kecil atau pada saat ejakulasi
-
Kadang keluar nanah pada saat
buang air besar jika usus sudah mulai terserang.
-
Jika tidak segera ditangani
bakteri dapat menyerang testis dan kelenjar prostat sehingga dapat menyebabakan
kemandulan.
Akibat atau konsekuensi yang mungkin timbul pada orang
yang terinfeksi, pada wanita jika tidak diobati akan menjadi radang panggul
yang akhirnya menyebabkan ehamilan ektopik, kemandulan, nyeri panggul kronis.
Pada laki-laki selain kemandulan jika tidak diobati
dapat menginfeksi sendi, katup jantung, dan otak.
Pada janin dan bayi baru lahir dapat menyebabkan
kebutaan dan penyakit sistemik seperti meningitis.
Pencegahan: tidak melakukan hubungan seksual baik
vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi.
D. Hepatitis B
Merupakan suatu proses peradangan difus pada jaringan
hati yang memberikan gejala klinis khas yaitu: badan lemah, kencing berwarna
seperti teh pekat, mata dan seluruh badan menjadi kuning (Sujono Hadi, 1995).
Penyebabnya adalah virus hepatitis B
Tanda dan gejala sangat bervariasi , seperti influensa;
demam, otot dan sendi ngilu, menurunnya nafsu makan, merasa lelah) dan muntah
dalam waktu yang cuckup lama. Kadang disertai warna kekuningan pada kulit dan
retina, air kemih seperti teh. Gejala ini tumbul dalam waktu beberapaminggu
hingga bulan sejak terpapar benda yang menular. Penyakit ini bisa sangat
menular sebelum gejalanya timbul.
Cara penularan: pada umumnya parenteral yaitu melalui
transfusi darah atau produk darah, melalui jarum suntik. Cara penularan yang
lain meliputi:
- Horizontal yaitu melalui transfusi
darah yang telah terkontaminasi HBV terutama yang mendapat hemodialisa.
Penularan perkutan dengan penggunaan alat cukur bersama, garuk konde. Cara non kutan seperti
semen, cairan vagina yaitu dengan kontak seksual (homo atau
heteroseksual), atau melalui saliva yaitu berciuman, tukarpakai sikat
gigi, dll.
- Vertikal yaitu penularan dari ibu
pengidap HBV kepada bayinya sebelum persalinan, pada saat persalinan dan beberapa saat setelah
persalinan.
Faktor resiko: sering berganti-ganti pasangan, pengguna
jarum suntik bersama-sama dengan orang lain, pekerja di bidang kesehatan,
penerima transfusi darah.
Pencegahan: tidak melakukan hubungan seksual dengan
orang yang terinfeksi khususnya seks anal, hindari narkoba dan pemakaian jarum
suntik bergantian, imunisasi.
Komplikasi: sirosis hepatis, kanker hati, kerusakan
sistem kekebalan.
Penatalaksanaan: belum ada pengobatan yang akurat untu
penyakit ini, kebanyakan infeksi bersih dengan sendirinya dalam 4-8 minggu.
E. AIDS
Aquired Imunde Deficiency Syndrome adalah defisiensi
imunitas selular yang pada penderitanya tidak dapat ditemukan penyebab
defisiensi tersebut.
Penyebab: Limfadenophaty Assosiated virus (LAV) atau
Human T-Cell Leukemia Virus III atau Human Imundeficiency virus (HIV).
Kondisi yang ditetapkan sebagai AIDS:
1.
Keganasan: sarkoma kaposi,
limfoma burkitt, limfoma immunoblastik, limfoma primer pada otak, kanker leher
rahim invasif, ensefalopati, penurunan imunitas yang hebat.
2.
Infeksi oportunistik:
kandidosis pada bronkus, trakea, atau paru, kandidosis esophagus, dll.
Faktor resiko: homoseksual atau biseksual 75 %,
penyalahgunaan obat dengan iv tanpa riwayat homoseksual 13 %, suku haiti tanpa
riwayat penyalahgunaan obat dengan iv atau homoseksual 6 %, hemopifili bukan
suku haiti tanpa riwayat penyalahgunaan obat dengan iv atau homoseksual 0,3 %,
tidak terpapar faktor resiko 5 %.
Penatalaksanaan: sampai sekarang belum ada obat yang
dapat menyembuhkan penyakit AIDS.Masih dalam taraf percobaan HPA-23, Foscanet,
Suramin, Zidovudin (AZT).
Pencegahan: pendidikan kesehatan pada kelompok yang
beresiko, anjuran bagi yang sudah terkena infeksi agar tidak menyumbangkan
darah, organ, atau semen dan mengubah kebiasaan seksual, skrining darah donor
terhadap adanya antibodi HIV.
SUMBER:
http.//situs. Kesrepro. Info/prnshivaids/referensi
www. spi-hepatitis. co. id/pengobatan hepatitis.htm
Share this on your favourite network
0 komentar:
Posting Komentar